Monday 11 January 2016

Dongeng Sang Buih (II)

Alkisah, ada sebuah tempat di Negeri Utara dimana rahasia-rahasia manusia menggulirkan dirinya setiap hujan tiba; dimana langit dan lautan bersentuhan, dan berkas-berkas bintang, matahari dan awan-awan berwarna jingga, oranye dan merah muda, bercampuran dengan buih, karang dan ikan-ikan terbang. Di sana, tinggalah para duyung, tukang sihir dan pemanggil hujan yang bersembunyi dari manusia dan kapal-kapal saudagar. Dan di sana, tempat segala sesuatunya dimulai, hiduplah seekor duyung muda yang cantik lagi lembut hatinya. Dewa dan dewi menyayanginya, menurutinya dan menganugerahinya segala kebaikan, keindahan, kebijaksanaan dan rahasia-rahasia semesta pada hari dirinya dilahirkan dari mulut ngarai.

Hanya saja, ada satu kekurangannya, yaitu ia sangat, sangat, ingin tahu.

Suatu hari, pergilah ia pada batas-batas dimana makhluk-makhluk dari tempatnya dilarang melewati, dimana langit dan lautan dijauhkan sejauh-jauhnya timur dan barat, dan dimana manusia, pasar malam dan kembang api pecah ramai di atas perairan. Dalam ketertakjubannya, ia jatuh cinta pada pangeran yang tidak pernah mengingatnya, pun tidak pernah mengenalnya. Begitu besar cintanya, Sang Duyung memutuskan untuk menapaki bumi untuk bertemu Sang Pangeran dan menjadi manusia. Pada akhirnya, meskipun duyung itu telah menyelamatkan hidup si pemuda, menukarkan harta yang paling disayanginyakeluarga dan suaranyademi sepasang kaki yang menyakitkan, pemuda yang bodoh itu tidak pernah mengetahuinya. Pada hari pernikahan Sang Pangeran dengan perempuan pembohong, kakak-kakaknya dari lautan datang memberikan sebilah pisau untuk membunuh pasangan manusia yang tidak tahu diuntung itu. Namun, Sang Duyung menolak cara itu untuk menghukumnya.

"Aku tidak akan melakukannya, kakak-kakakku tersayang. Sesungguhnya, akulah yang akan menderita karena hidup dirundung perasaan pada laki-laki yang tidak pernah mengenalku. Lebih baik akulah yang mati agar terbebas dari diriku sendiri dan kebodohanku. Akan tetapi, pada keturunan ketujuh dariku, akan muncul seorang gadis yang mewarisi darahku. Dan pada keturunan ketujuh mereka, akan muncul seorang pangeran yang mewarisi darahnya. Ia akan menjadi pangeran yang terkuat di seluruh negeri, ia akan dipuja dan diagung-agungkan. Ia mampu melipat langit dan merundukan bumi, ia memiliki keelokan dan keindahan, namun ia tidak akan pernah dicintai apa yang paling ia cintai."

Sang Duyung lalu menusukan pisau tersebut ke jantungnya, yang daripadanya muncul lautan yang tidak habis-habisnya merembesi daratan, yang daripadanya adalah cinta yang tak berkesudahan...

7 comments:

  1. Kamu. Depresi. Sama. Kaya. Saya. Die.

    ReplyDelete
  2. Bosan, baca post ini ini melulu :P

    ReplyDelete
  3. Terkadang hidup tak sesuai apa yang kita pikirkan. Tetapi kita hatus tetap menjalaninya. Jadi kalau engkau tak tau hatus mau ngapain. Lakukanlah apa yang ibgin kau lakukan. Dan itu akan membuat mu menjadi lega tanpa beban pikiran.

    ReplyDelete
  4. Terkadang hidup tak sesuai apa yang kita pikirkan. Tetapi kita hatus tetap menjalaninya. Jadi kalau engkau tak tau hatus mau ngapain. Lakukanlah apa yang ibgin kau lakukan. Dan itu akan membuat mu menjadi lega tanpa beban pikiran.

    ReplyDelete